Maharati News – Palangka Raya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya melaksanakan Fokus Group Discussion (FGD) untuk penyusunan Kajian Resiko Bencana (KRB).
Kegiatan tersebut berlangsung di Ballroom Aquarius Hotel Palangka Raya, Rabu (9/11/22).
Kepala BPBD Palangka Raya, Emi Abriyani mengatakan, bencana merupakan peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan baik karena faktor alam, non alam, maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan psikologis.
Apalagi Indonesia berada dalam lingkaran cincin api atau Ring of Fire, sehingga bencana bisa suatu waktu terjadi di tanah air.
“Untuk Kota Palangka Raya sendiri, kita selalu menghadapi resiko bencana juga seperti banjir, karhutla dan juga angin puting beliung. Karena itu, kajian resiko bencana ini sangat penting untuk dilaksanakan untuk menjadi sebuah pendekatan dalam memperlihatkan potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi bencana yang melanda,” ucap Emi.
Perlu diketahui kajian resiko bencana yang akan menghasilkan dokumen ini merupakan, dokumen wajib daerah yang dapat digunakan sebagai acuan dasar dalam menyusun kebijakan penanggulangan bencana di Kota Palangka Raya.
Untuk itu, kajian resiko bencana yang sedang disusun oleh BPBD Kota Palangka Raya bersama tim teknis dan tenaga ahli serta seluruh pihak lainnya akan menjadi dasar untuk menyusun rencana penanggulangan bencana penyusunan rencana konfigurasi serta pengambilan keputusan kebijakan terkait upaya penanggulangan bencana.
Emi Abriyani berharap FGD dapat menghasilkan kesamaan persepsi dari peserta terkait program tentang konsep dan metodologi dalam penyusunan kajian resiko bencana Kota Palangka Raya.
Selain itu, Emi menambahkan berdasarkan perkiraan dari badan meteorologi klimatologi dan geofisika bahwa wilayah Provinsi Kalteng khususnya Kota Palangka Raya pada bulan November dan Desember ini, ada potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir masih tinggi.
“Untuk itu perlu dipersiapkan segala sesuatunya agar kita bisa melakukan antisipasi guna mencegah serta menanggulangi dampak naiknya genangan air, terutama di kawasan permukiman warga yang berada di antara sungai Kahayan dan sungai Rungan yang dapat merugikan aspek kehidupan masyarakat seperti sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lainnya,” pungkasnya. (Dani/MN).