Maharati News – Palangks Raya, Pejabat publik dan masyarakat. Semakin cair hubungan masyarakat dengan pejabat publik maka, pola komunikasi yang terbentuk juga semakin baik. Publik menjadi leluasa untuk menyampaikan persoalan yang dihadapi. Pejabat publik mengetahui akar persoalan. Hingga akhirnya, muncul kesadaran untuk memahami hak dan kewajiban satu sama lain.
Namun hal itu “diduga” tidak diterapkan dengan baik oleh salah satu Kepala Dinas PUPR yang ada di Kalimantan Tengah (Kalteng), sehingga memicu ketidaksukaan dari seorang Wakil Ketua I Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palangka Raya Wahid Yusuf.
“Kepala Dinas itu sangat susah untuk di ajak berkomunikasi dan dijumpai. Bahkan tadi pagi, Rabu (21/6/23) saya datangi kantornya, dikatakan, sang Kadis tidak ada di tempatnya,” tegas Wahid kepada media ini melalui pesan Whatsapp, Rabu (21/6/23) pagi.
Wahid mengatakan, tujuannya menjumpai Kepala Dinas untuk menyelesaikan permasalahan menyangkut harga dirinya yang dirasa tidak dihargai.
Kekecewaan Wahid juga dituangkannya dalam story Whatsappnya yang berbunyi, kita ribut aja Kadis PU, hendak siapa kah, arahan siapa kah, pokoknya hancur sama hancur ku lawan, sama-sama punya luka. Lain kita sama bersih, sama punya bukti aja. Kamu tidak menghargai aku. Aku juga tidak akan menghargai kamu. Ingat rami masalah ini. Jangan sebut nama ku, bila takut hilang jabatan.
Kepada media ini Wahid juga menyampaikan, ia akan terus mencari Kepala Dinas, dan apabila tidak ketemu akan membawa teman-teman media mendatangi ke kantornya lagi.
“Karena bukan hanya saya yang susah menemuinya, rekan sesama anggota dewan dadan wartawan pun sulit menemui Pal Kadis ini,” tegas Wahid.
“Selebihnya Inti masalah ini menurut saya terkait masalah etika. Kalau memang etikanya masih seperti apa tentunya ada beberapa prinsip yang mana Kadis PU ini tidak menjalankan tugasnya dengan seperti yang kita arahkan, karena apa yang kita sampaikan dan arahkan ini semua berasal dari masyarakat,” ucapnya.
Wahid menegaskan lagi, kalau urusan ribut seperti ini dirinya senang. Tapi sebenarnya dirinya ingin menjalin komunikasi yang baik, cuman sangat sulit sekali bertemu Kepala Dinas PU.
Maka dari itu, apabila komunikasi tidak dihiraukan dan tidak di hargai lebih baik diributkan sekalian.
“Saya berani ribut seperti ini bukan mentang-mentang punya jabatan pimpinan atau apa, karena kalau jabatan itu semua akan berakhir itu sudah pasti, jangankan jabatan umur juga pasti berakhir, hanya saja bila harga diri sudah tidak dihargai sudah sewajarnya kita melawannya,” tandasnya. (Perdi/MN).