Terimakasih
Sempatkanlah untuk klik iklan, karena itu gratis...!
Sajikan Berita Sebenar Peristiwa
Indeks

Tangis di Balik Api: Kasus Mega Ekatni Terbakar Bersama Motor Dihentikan

Barito Timur | Kasus pembunuhan brutal yang menimpa Mega Ekatni (18) dari Desa Haringen, Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur, resmi dihentikan oleh Polres Barito Timur. Peristiwa yang mengguncang publik ini mencapai puncaknya ketika tersangka utama, Robianto, ditemukan tewas gantung diri, seolah-olah membawa misteri ke liang kuburnya.

Mega, yang tak bersalah, menjadi korban kekejian yang tak terbayangkan. Ditemukan tewas dengan leher tercekik dan tubuh hangus terbakar di Bumi Perkemahan Bangi Wao pada 9 Juli 2024, peristiwa ini telah menorehkan luka mendalam di hati keluarga dan masyarakat. Sang pelaku, Robianto, dengan liciknya mengirim pesan palsu melalui Facebook, mengaku sebagai kerabat korban untuk memancing Mega ke tempat kejadian. Niat jahatnya memuncak saat ajakannya untuk berhubungan intim ditolak, hingga ia dengan keji menghabisi nyawa Mega.

Bukti kuat dari pesan media sosial, saksi mata, dan barang-barang di lokasi kejadian dengan jelas menunjukkan Robianto sebagai pelaku. Namun, keadilan seolah tak sempat menuntut balas. Pada 15 Juli 2024, Robianto ditemukan tak bernyawa, tergantung di kebun karet. Polisi menyimpulkan bahwa ia telah mengakhiri hidupnya sendiri.

Kematian tersangka secara otomatis menghentikan penyidikan, sebagaimana diatur dalam Pasal 109 ayat (2) KUHAP. Surat Pemberhentian Penanganan Perkara (SP3) pun dikeluarkan, menandai berakhirnya upaya penegakan hukum atas pembunuhan yang memilukan ini.

Dalam konferensi pers yang digelar Kamis (5/9/2024), Kasatreskrim AKP Adhy Heriyanto menegaskan, kasus ini secara resmi dihentikan demi hukum. “Kami turut menyampaikan duka mendalam kepada keluarga korban dan berharap ini menjadi pelajaran besar bagi kita semua,” ucapnya.

Kasus tragis ini, meski telah ditutup, meninggalkan jejak luka yang mendalam dan pertanyaan besar tentang keadilan yang tak sempat terwujud sepenuhnya. Masyarakat Barito Timur hanya bisa berharap, peristiwa kelam seperti ini tidak akan terulang kembali. (mnc-perdi).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *