Kotawaringin Timur | Di balik dinding tebal dan jeruji Lapas Kelas IIB Sampit, harapan dan kebersamaan tetap tumbuh subur. Para santri Pondok Pesantren At-Taubah, yang merupakan warga binaan pemasyarakatan, bergotong royong memasang tenda untuk pelaksanaan Sholat Jumat, pada Jumat (11/10/24)
Kegiatan tersebut sudah menjadi bagian dari rutinitas mereka, sebagai wujud kesadaran dan penguatan iman yang terus dibina di dalam lapas.
Sholat Jumat merupakan salah satu bentuk pembinaan spiritual bagi para narapidana yang beragama Islam. Namun, karena Masjid At-Taubah tidak mampu menampung seluruh jamaah yang hadir, tenda tambahan pun selalu didirikan setiap pekan.
Meldy Putera, Kepala Lapas Kelas IIB Sampit, dalam wawancara penuh makna, menyampaikan betapa pentingnya kegiatan ini. “Gotong royong pemasangan tenda ini sudah menjadi hal rutin yang dilakukan setiap hari Jumat. Antusiasme warga binaan dalam mengikuti Sholat Jumat sangat luar biasa, sehingga kapasitas masjid tidak cukup untuk menampung semuanya,” ujarnya.
Namun, lebih dari sekadar fisik tenda yang mereka pasang, ini adalah cermin dari rasa kebersamaan, saling tolong-menolong, dan upaya mereka untuk memperbaiki diri dari dalam, baik secara spiritual maupun sosial.
Di tengah tantangan yang mereka hadapi, para santri pondok pesantren At-Taubah di lapas ini menunjukkan bagaimana kebersamaan bisa menjadi pelipur lara. Mereka tak hanya memasang tenda untuk meneduhkan jamaah di bawah terik matahari, tapi juga menyatukan semangat, harapan, dan keyakinan bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik.
“Ini bukan hanya tentang memasang tenda. Kita melihat ini sebagai salah satu bentuk pembinaan yang nyata, di mana warga binaan belajar tentang pentingnya kebersamaan, gotong royong, dan tentunya, kesadaran akan tanggung jawab mereka sebagai individu yang juga memiliki kewajiban beribadah,” pungkasnya. (mnc-perdi)