Terimakasih
Sempatkanlah untuk klik iklan, karena itu gratis...!
Sajikan Berita Sebenar Peristiwa
Indeks
Berita  

Bawaslu Kalteng Ajak Masyarakat Aktif Perangi Hoax dan Politisasi SARA

Palangka Raya | Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024, suasana politik semakin hangat. Di tengah euforia ini, ada ancaman yang tak bisa dianggap enteng: penyebaran hoax dan politisasi isu SARA yang bisa merusak jalannya demokrasi.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kalimantan Tengah pun tak tinggal diam. Dalam upaya menjaga integritas pemilu, Bawaslu Kalteng menggelar sosialisasi pengawasan siber dan media massa pada Jumat (11/10/2024), untuk mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap berita palsu yang sering kali muncul menjelang pemilu.

Dalam sosialisasi yang dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi serta awak media, Kepala Bagian Pengawas Pemilu Bawaslu Kalteng, Santi Paskarina, menyampaikan pentingnya peran serta masyarakat dalam memastikan Pilkada berjalan dengan adil dan bersih.

“Kegiatan ini tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran, tapi juga mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam pengawasan. Partisipasi kita semua penting untuk menjaga agar Pilkada tidak ternodai oleh kecurangan dan hoax,” ujarnya dengan tegas.

Santi menjelaskan bahwa kesadaran masyarakat untuk mengenali dan menolak hoax adalah kunci. Jika masyarakat bisa lebih selektif dalam menerima dan menyebarkan informasi, maka menuju pemilu yang lebih bersih akan tercapai.

Tidak hanya itu, masyarakat juga harus waspada terhadap isu-isu yang memecah belah, terutama yang menyangkut SARA. Isu-isu seperti ini sering kali dimanfaatkan untuk kepentingan politik sesaat, tapi dampaknya bisa bertahan lama dan menghancurkan persatuan.

Di tengah pertemuan, suasana menjadi lebih serius ketika Plh Kepala Bawaslu Kalteng, Siti Wahidah, yang juga menjabat sebagai Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu Kalteng, mengambil alih panggung.

Dengan tatapan penuh kesungguhan, ia memberikan pesan kepada peserta, terutama generasi muda dan media. “Jangan biarkan Kalimantan Tengah diserang oleh berita hoax dan politisasi SARA. Kita semua bertanggung jawab untuk menjaga kehormatan daerah ini, untuk memastikan bahwa pemilu yang kita jalani adalah pemilu yang jujur dan adil,” ucapnya dengan suara yang lantang namun penuh kepedulian.

“Hoax itu berbahaya. Ia merusak kepercayaan, mengadu domba masyarakat, dan bisa memicu konflik. Sebagai pemilih, kita harus cerdas. Jangan hanya percaya apa yang kita baca, tapi pastikan kebenarannya. Dalam menghadapi informasi, jangan terburu-buru untuk membagikannya. Pertanyakan sumbernya, validitasnya, dan dampaknya. Kita harus jadi tameng pertama untuk menjaga agar demokrasi kita tetap sehat,” sambungnya.

Pesan ini disampaikan di hadapan para mahasiswa dari Universitas Palangka Raya (UPR), Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya, dan Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Palangka Raya.

Kehadiran mereka bukan tanpa alasan. Bawaslu Kalteng berharap, peran serta generasi muda, terutama dari kalangan akademisi, bisa mengambil peran dalam melawan hoax dan menjaga jalannya demokrasi.

Di penghujung acara, Siti Wahidah menutup dengan sebuah pesan yang menyentuh. “Setiap suara penting. Setiap pilihan adalah masa depan kita. Tapi masa depan itu harus dibangun di atas dasar kebenaran, bukan kebohongan. Jadilah pemilih yang cerdas, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk generasi yang akan datang.”

Sosialisasi ini menjadi langkah nyata Bawaslu Kalteng untuk memastikan bahwa Pilkada 2024 tidak hanya berjalan lancar, tetapi juga bersih dari informasi yang menyesatkan. Dengan partisipasi masyarakat, terutama generasi muda dan media, diharapkan proses demokrasi dapat terus dijaga, membawa Kalimantan Tengah menuju masa depan yang lebih baik, adil, dan penuh kedamaian. (mnc-perdi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *