Kapuas | Suasana malam di Kapuas terasa hangat, diiringi canda tawa dan harapan warga yang berkumpul. Di tengah keramaian, seorang ibu lanjut usia dengan wajah penuh keriput menghampiri sosok yang menjadi harapan baru bagi masyarakat Kapuas: Erlin Hardi. Dengan tangan terkatup, ibu ini menyampaikan doa restu dan harapannya kepada Erlin yang akan maju sebagai calon Bupati Kapuas pada Pilkada 2024.
“Pemimpin harus siap mendengar,” begitulah pesan yang tersirat dari pertemuan sederhana namun penuh makna itu. Bagi sang ibu, Erlin bukan sekadar seorang calon pemimpin, melainkan simbol harapan bagi banyak orang. Saat ia menyampaikan doa restunya, Erlin dengan penuh kerendahan hati mendengarkan, memberi perhatian pada setiap kata yang diucapkan.
Erlin Hardi, anak kampung yang selama ini dikenal dengan semangatnya yang pantang menyerah, kini melangkah menuju panggung politik dengan tekad yang sama. Perjuangannya untuk mencapai posisi ini tidak mudah; penuh dengan lika-liku dan tantangan. Namun, baginya, setiap kesulitan adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus dihadapi dengan sabar dan keikhlasan.
Sebagai calon bupati, Erlin selalu membawa pesan bahwa seorang pemimpin harus mendengar suara rakyatnya, terutama mereka yang berasal dari pelosok dan desa-desa terpencil. Pertemuan dengan sang ibu menjadi momen penting yang mengingatkan Erlin akan tanggung jawab besar yang harus diembannya jika ia terpilih nanti.
“Doa restu dan harapan warga adalah amanah,” kata Erlin dengan suara bergetar. Baginya, setiap doa yang dipanjatkan oleh masyarakat adalah kekuatan yang akan membantunya melangkah maju, mengatasi setiap rintangan yang mungkin datang. Dalam kesederhanaannya, sang ibu menunjukkan bahwa harapan bagi Kapuas tidak pernah pudar, selalu hidup di dalam hati mereka yang merindukan perubahan.
Erlin Hardi percaya bahwa perubahan dimulai dari kepedulian dan perhatian kepada sesama. Pertemuan singkat ini menguatkan tekadnya untuk maju bersama pasangannya, Alberkat Yadi, dalam pilkada 2024. Keduanya ingin membawa perubahan nyata bagi Kabupaten Kapuas, memajukan daerah dengan mendengar dan melayani seluruh warganya, terutama mereka yang kurang beruntung.
“Kampungku, tanah kelahiranku,” ucap Erlin. Kata-kata ini terus terpatri dalam hatinya, menjadi pengingat bahwa setiap langkah yang ia ambil bukanlah untuk dirinya sendiri, tetapi untuk seluruh masyarakat Kapuas yang telah memberinya kepercayaan. Doa restu seorang ibu ini adalah simbol dari harapan ribuan warga Kapuas, dan Erlin bertekad untuk mewujudkan harapan itu dengan penuh tanggung jawab.
Kisah ini adalah bukti bahwa dalam kesederhanaan dan ketulusan hati, harapan akan masa depan yang lebih baik bisa tumbuh. Pertemuan singkat dengan seorang ibu malam itu menjadi penyemangat bagi Erlin dan timnya untuk terus melangkah demi kesejahteraan dan kemajuan Kapuas. (mnc-perdi)