Palangka Raya | Staf Ahli Gubernur Kalimantan Tengah Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko, berpartisipasi dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024 yang diselenggarakan secara virtual pada Senin (12/8/2024) di Ruang Rapat Bajakah Kantor Gubernur Kalteng. Rapat ini dipimpin oleh Plt Sekjen Kemendagri, Tomsi Tohir.
Dalam rapat tersebut, Direktur Direktorat Statistik Harga BPS, Windhiarso Ponco, memaparkan bahwa deflasi yang terjadi pada bulan Juli 2024 disebabkan oleh penurunan harga pada komponen harga bergejolak, terutama dari sektor hortikultura seperti bawang merah, tomat, dan cabai merah, serta produk pangan lain seperti beras, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
Windhiarso juga menambahkan bahwa jumlah kabupaten/kota yang mengalami penurunan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada minggu kedua Agustus 2024 lebih banyak dibandingkan dengan yang mengalami kenaikan. “Ini adalah tren positif yang harus terus kita jaga,” ungkapnya.
Selain itu, harga cabai rawit tercatat mengalami kenaikan sebesar 18,85% hingga minggu kedua Agustus 2024, sementara harga beras dan minyak goreng juga menunjukkan peningkatan. Sebaliknya, harga cabai merah mengalami penurunan sebesar 2,82% dibandingkan bulan sebelumnya.
Yuas Elko, saat diwawancarai setelah mengikuti Rakor, menekankan pentingnya perhatian terhadap komoditas seperti beras, cabai rawit, cabai merah, bawang merah, bawang putih, gula, dan minyak goreng untuk mengendalikan inflasi di Kalimantan Tengah, khususnya saat musim kemarau. Ia mengajak pemerintah kabupaten/kota untuk aktif melaksanakan pasar murah dan percepatan perluasan pertanaman padi sebagai upaya mitigasi.
Yuas juga menegaskan perlunya kerjasama antar Tim Percepatan Inflasi Daerah (TPID) dan pentingnya alokasi anggaran untuk mengantisipasi kenaikan inflasi di masing-masing wilayah. “Koordinasi yang solid adalah kunci keberhasilan pengendalian inflasi,” pungkasnya. (mnc-perdi).