Terimakasih
Sempatkanlah untuk klik iklan, karena itu gratis...!
Sajikan Berita Sebenar Peristiwa
Indeks

Kalimantan Tengah Adakan Rapat Koordinasi untuk Kendalikan Penyakit Hewan Menular

Palangka Raya | Dalam upaya mengendalikan Penyakit Hewan Menular di Kalimantan Tengah, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalimantan Tengah menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) Penyakit Hewan Menular se-Provinsi Kalimantan Tengah. Acara ini digelar di Hotel Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya, Selasa (16/7/2024).

Rakor ini bertujuan untuk mengevaluasi strategi pengendalian penyakit hewan menular yang telah dilakukan, serta mensinergikan komitmen pengawasan dan pengendalian penyakit di seluruh provinsi.

banner 325x300

Dalam sambutannya, Kepala Bidang Tanaman Hortikultura, Mukti Aji, yang mewakili Kepala Dinas TPHP, mengungkapkan bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 121/KPTS/PK.320/M/03/2023, terdapat 18 jenis Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) yang telah teridentifikasi di Indonesia. PHMS adalah penyakit yang dapat menyebabkan kematian dan/atau angka kesakitan tinggi pada hewan, kerugian ekonomi, keresahan masyarakat, dan/atau bersifat zoonotik.

“Kejadian kasus PHMS di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2023-2024 telah tercatat melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS) dan konfirmasi hasil uji laboratorium. Penyakit yang teridentifikasi antara lain Rabies, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Lumpy Skin Disease (LSD), African Swine Fever (ASF), Avian Influenza (AI), Septicaemia Epizootica (SE), dan Peste des Petits Ruminants (PPR),” jelas Mukti Aji.

Rabies dan Avian Influenza menjadi perhatian utama karena dapat menular pada manusia. Khususnya Rabies, yang hampir selalu berakhir dengan kematian baik pada hewan maupun manusia.

Plt. Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas TPHP Provinsi Kalimantan Tengah, Nina Ariani, menambahkan bahwa hingga Juli 2024, terdapat sembilan kasus Rabies di Kalimantan Tengah dengan tiga kasus positif melalui uji FAT. Penurunan signifikan kasus Rabies dari tahun-tahun sebelumnya menandakan keberhasilan program vaksinasi Rabies. Keberhasilan ini didukung oleh kesadaran tinggi petugas vaksinator dalam menjaga rantai dingin vaksinasi.

“Kalimantan Tengah menerima bantuan vaksin PMK dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan sebanyak 16.000 dosis, dan hingga saat ini telah terealisasi 65% atau 10.319 dosis melalui iSIKHNAS, dengan BOP vaksinasi sudah terealisasi 100%,” jelas Nina Ariani.

Rakor ini menghadirkan narasumber seperti Direktur Kesehatan Hewan yang diwakili Siti Yulianti, Kepala Balai Veteriner Banjarbaru Putut Eko Wibowo, dan Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Tengah yang diwakili Danang B. Yuliarso. Peserta Rakor berasal dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dari 14 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah, Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah.

Dengan Rakor ini, diharapkan strategi pengendalian penyakit hewan menular di Kalimantan Tengah semakin terkoordinasi dan efektif, demi kesehatan hewan dan manusia serta kesejahteraan masyarakat luas. (mnc-perdi).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *