Palangka Raya – Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kalimantan Tengah pada Oktober 2024 mengalami kenaikan signifikan dibandingkan bulan sebelumnya.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah, NTP gabungan di wilayah tersebut mencapai 128,02 atau naik 2,11 persen dibandingkan dengan NTP pada September 2024 yang berada di angka 125,38.
Kenaikan NTP tersebut dianggap sebagai indikator positif bagi daya beli petani di daerah perdesaan.
“Perkembangan positif NTP ini disebabkan oleh peningkatan indeks harga hasil produksi pertanian yang diterima petani, sementara indeks harga yang dibayar petani justru menurun. Penurunan ini terjadi terutama pada indeks konsumsi rumah tangga petani (KRT),” kata Kepala BPS Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti S.Si, ME., dalam rilisnya, Jumat (1/11/24).
BPS juga merinci bahwa kenaikan NTP Kalimantan Tengah pada Oktober 2024 didorong oleh hampir semua subsektor pertanian.
“Subsektor yang mengalami kenaikan NTP antara lain Tanaman Pangan yang naik 0,32 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat naik 3,13 persen, Peternakan naik 0,56 persen, dan Perikanan naik 0,55 persen,” tambah Agnes.
Selain itu, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) yang menggambarkan rasio harga produksi yang diterima petani terhadap biaya produksi juga mengalami kenaikan. NTUP pada Oktober 2024 meningkat 1,93 persen, dari 128,30 di bulan September menjadi 130,78 di bulan Oktober. Kenaikan ini dinilai membantu para petani mengelola biaya produksi dengan lebih efektif.
Meski demikian, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di perdesaan mengalami sedikit penurunan sebesar 0,11 persen, yang dipengaruhi oleh menurunnya harga pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar 0,29 persen serta kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga yang turun 0,05 persen.
Dengan kenaikan NTP dan NTUP di Kalimantan Tengah, petani diharapkan dapat meningkatkan daya beli dan kesejahteraan mereka. Kepala BPS Kalimantan Tengah mengungkapkan bahwa indikator NTP ini penting sebagai cerminan kemampuan petani dalam memenuhi kebutuhan mereka dan menjadi penanda kondisi ekonomi petani secara keseluruhan. (mnc-perdi)