Palangka Raya | Isu stunting masih menjadi perhatian serius di seluruh wilayah Indonesia, tidak terkecuali di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Stunting adalah ancaman utama dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
“Pengembangan SDM ini sendiri menjadi fokus Gubernur Kalteng karena akan menjadi faktor kunci kemajuan pembangunan daerah,” kata Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H. Edy Pratowo sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) saat pembukaan Pameran Inovasi Penurunan Stunting se-Provinsi Kalteng Tahun 2024.
Pembukaan Pameran Inovasi Penurunan Stunting ditandai dengan penguntingan pita oleh Ketua TP-PKK Prov. Kalteng Ivo Sugianto Sabran.
Disampaikan Edy, Gubernur kerap kali menegaskan bahwa, upaya percepatan penurunan stunting harus menjadi salah satu prioritas, dengan telah mengeluarkan Keputusan Gubernur Nomor 188.44/106/2023 Tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Kalimantan Tengah.
“Percepatan penurunan stunting sudah menunjukkan progres bagus. Angka Prevalensi Stunting Provinsi Kalteng tahun 2023 sebesar 23,5 persen, turun 3,4 persen dibanding tahun 2022,” ucap Edy.
Pada kesempatan tersebut, Wagub Edy Pratowo meminta kepada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota agar mendukung pelaksanaan kegiatan 10 Pasti Intervensi Serentak pencegahan stunting yakni pertama, memastikan pendataan seluruh calon pengantin (catin), ibu hamil , dan balita yang ada di wilayah kerjanya untuk menjadi sasaran.
Kedua, memastikan seluruh calon pengantin mendapatkan pendampingan serta memastikan kehadiran ibu hamil serta balita datang ke Posyandu. Ketiga, memastikan ketersediaan alat antropometri terstandar di seluruh Posyandu.
Keempat, memastikan seluruh kader Posyandu memiliki keterampilan dalam pengukuran antropometri terstandar serta penyuluhan untuk ibu hamil dan balita. Kelima, memastikan pengukuran menggunakan alat antropometri terstandar.
Keenam, memastikan intervensi pada ibu hamil dan balita yang bermasalah gizi. Ketujuh, memastikan seluruh ibu hamil dan balita diberikan edukasi di Posyandu.
Delapan, memastikan pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran serta intervensi ke dalam sistem informasi e-PPGM dihari yang sama. Sembilan, memastikan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan intervensi serentak.
Sepuluh, memastikan ketersediaan pembiayaan pelaksanaan intervensi serentak termasuk rujukan kasus ke fasilitas layanan Kesehatan.
Kita berharap pencegahan stunting di kabupaten/ kota bisa optimal dan angka stunting di Kalteng bisa turun”, pungkasnya.