Maharati News – Palangka Raya, Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) triwulan III Tahun 2022, mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi di Kalimantan sebesar 6,74 persen, disusul oleh Provinsi Kalbar sebesar 6,48 persen, Kalsel 5,59 persen, Kaltara 5,39 persen dan Kaltim 5,28 persen.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kalteng, melalui Statistisi Ahli Madya Gatot Rusdyanto, dalam siaran resmi statistik yang dilaksanakan di ruang pertemuan BPS Kalteng, Jalan Kapten Piere Tandean, Palangka Raya, Senin (7/11/22) Siang.
“Berdasarkan data, PDRB atas harga dasar berlaku (ADHB) pada triwulan III Tahun 2021 adalah sebesar Rp. 42.382,2 miliar, sedangkan PDRB ADHB pada triwulan III Tahun 2022 adalah sebesar Rp. 49.296,3 miliar,” beber Gatot.
“Sedangkan Struktur perekonomian secara spasial di Wilayah Kalimantan pada Triwulan III-2022 masih didominasi oleh Kalimantan Timur Provinsi yang memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 54,76 persen,” ucap Gatot.
Meskipun pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Kalteng secara YoY mengalami pertumbuhan sebesar 6,74 persen, pertumbuhan secara Quarter to Quarter (Q to Q) mengalami penurunan sebesar 0,71 persen jika dibandingkan pada triwulan II Tahun 2022.
Selanjutnya ekonomi Provinsi Kalteng triwulan III tahun 2022 terhadap triwulan II Tahun 2022 mengalami kontraksi sebesar 0,71 persen (q-to-q).
Dari sisi produksi, kategori dengan pertumbuhan yang mengalami kontraksi terdalam adalah Pertambangan dan Penggalian sebesar 21,83 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami kontraksi terdalam sebesar 5,19 persen.
Adapun dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 15,47 persen. Sementara dari sisi pengeluaran komponen dengan pertumbuhan tertinggi adalah Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 19,25 persen.
“Untuk ekonomi di Kalteng secara kumulatif hingga triwulan III Tahun 2022 terhadap kumulatif hingga triwulan III Tahun 2021 tumbuh sebesar 7,13 persen (c-to-c),” imbuh Gatot.
Dari sisi produksi, Kategori Pertambangan dan Penggalian mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 24,37 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 17,51 persen. (Perdi/MN).