Palangka Raya | Berdasarkan data BPS, Pada Januari 2023 Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengalami inflasi sebesar 0,20 persen. Ada emat kota yang dijadikan sebagai acuan, yakni Palangka Raya, Sampit, Kuala Kapuas dan Sukamara.
“Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Kapuas sebesar 4,70 persen dengan IHK sebesar 106,77 dan terendah terjadi di Sampit sebesar 2,61 persen dengan IHK sebesar 104,88.” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, Eko Marsoro.
Hal itu disampaikan Eko dalam siaran resmi statistik yang dilaksanakan di ruang pertemuan BPS Kalteng, Jalan Kapten Piere Tandean, Palangka Raya, Kamis (1/2/24).
Eko menuturkan, ada sejumlah peristiwa yang mempengaruhi inflasi di Kalteng pada Januari 2024 lalu, diantaranya event libur Tahun Baru, Festival kota air di Kapuas hingga haul guru sekumpul.
Lalu komoditas yang mengalami kenaikan, diantaranya tomat dan bawang merah di sejumlah daerah, hingga kenaikan harga ikan air tawar dan juga penurunan harga BBM.
Sehingga pada Januari 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Kalteng sebesar 3,40 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,76.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,05 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,31 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,30 persen.
Selain itu juga dipengaruhi oleh kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,40 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,79 persen, kelompok transportasi sebesar 1,10 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,72 persen, kelompok pendidikan sebesar 2,55 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,61 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,16 persen.
“Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,11 persen,” ujar Eko.
Ditempat yang sama, Sekda Provinsi Kalteng H. Nuryakin yang hadir dalam kegiatan tersebut, menjeladkan, inflasi erat kaitannya dengan ketersediaan pangan di suatu daerah. Karena menipisnya ketersediaan pangan, akan menyebabkan lonjakan kenaikan harga.
Terlebih lagi akan ada dua hari besar, yakni Isra Mi’raj dan juga Puasa Ramadhan dalam beberapa waktu kedepannya. Sehingga, dia menekankan pentingnya keberadaan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalteng.
“Kita harapkan semoga inflasi di Provinsi Kalimantan Tengah tetap terkendali,” pungkasnya. (Perdi/MN).